800. 4. 89. 13. Dendrobium deliense J.J.Sm., 1912

Oxystophyllum deliense (Schltr.) M.A.Clem., 2003



Berbunga tunggal pada umumnya muncul di ujung batang.
Satu-satunya bahan referensi yang bisa dipakai untuk mengidentifikasi anggrek ini hanyalah publikasi asli deskripsinya, dikarenakan di jurnal dan buku-buku lain tak ditemui keterangan lanjutan dari anggrek ini.

Asal specimen
Dendrobium deliense adalah anggrek endemik asal pulau Sumatra yang perkenalkan oleh botanis berkebangsaan Jerman yaitu Rudolf Schlechter ditahun 1912 . Publikasinya di Repertorium specierum novarum regni vegetabilis volume 11: 143 (1912) itu menggambarkan satu tanaman anggrek endemik yang di koleksinya dari Bandar Baru dari ketinggian sekitar 700 m dari permukaan laut. Bandar Baru terletak tak jauh dari kota Medan di Keresidenan Deli, Sumatra Utara. Specimennya di beri kode R. Schlecter no. 20774 dan berbunga di tahun 1910.

Asal nama
Dendrobium deliense dinamai dari kata Deli. Beberapa buku lama menyebutkan bahwa nama Deli yang dipakai di sini adalah nama sungai Deli yang terdapat di kota Medan (sei Deli), bukan dari kata keresidenan Deli.


Batang berdiri ditutupi oleh daun.
Batang
Hidup secara epifit, mempunyai panjang batang bisa mencapai 23 cm. Batangnya berdiri atau agak miring (sub-erect), dengan jarak 1-1.5 cm antar batang. Sepanjang batang akan ditutupi oleh daun daun yang berbentuk pipi. Daun ini tumpang tumpang tindih seperti susunak sisik ikan pada bagian pangkal daunnya.

Daun
Daun-daun menyerupai kulit berdaging, berwarna hijau, pipih, dengan panjang 3-4 cm dengan lebar sekitar 1 cm di bagian pangkal daun. Daun tak berbuluh, dan ujungnya runcing.

Bunga
Bunga berwarna ungu tua atau merah gelap mirip bunga Dendrobium atrorubentis Ridl.. Berbunga satu. Secara umum bunga muncul di ujung batang, jarang sekali muncul di tengah batang. Gagang bunga pendek dan ditutupi beberapa helai kelopak tangkai. Sepal berbentuk ovalis, tak berbulu dengan ujung apikulat, panjangnya sekitar 0,6 cm.  Lateral sepal hampir berbentuk segitiga, tak berbulu, ujung apikulat. Kedua lateral sepal membentuk ekor bunga (mentum) yang tumpul sekitar 5,5 mm panjangnya. Petal  berbentuk bujur (oblong) dengan ujung juga apikulat.

Sebaran
Endemik pulau Sumatra.
Sejauh ini baru hanya ditemukan di Bandar Baru, Sumatra Utara sebagai daerah holotype, dan Jangkat, Surolangun Jambi, sebagai isotype yang digunakan sebagai bahan identifikasi di blog ini.(08/12/2012).


Sepal dan petal ujungnya berbentuk apikulat.
Status kelangkaan.
Menurut hemat kami, species ini sangat langka, karena selama ini belum ada publikasi ulang karena tak adanya specimen. Dengan kata lain anggrek ini sebelumnya merupakan salah satu Lost Orchid of Sumatra yang berhasil di rediscovery. (Anggrek Sumatra yang hilang dan berhasil ditemukan kembali). (08/12/2012)

Species kerabat dekat
Rudolf Schlechter  menyebutjkan adanya keterkaitan species ini dengan Dendrobium. atrorubens Ridl. dan Dendrobium  tropidoneuron Schltr., namun kedua species ini disebutnya mempunyai konsistensi daun yang lebih tebal dan bentuk lidah yang berbeda.

Revisi marga
Dendrobium deliense sudazh mengalami 2 kali revisi marga oleh karena perkembangan ilmu taksonomi. Tahun 1983, oleh Rauschert anggrek ini di masukkan ke marga Aporum sehingga namanya menjadi Aporum deliense. Tahun 2001 oleh M. A. Clem marganya di revisi kebali ke yang lebih cocok yaitu marga Oxystophyllum sehingga namanya menjadi Oxystophyllum deliense.

Photo :
Bapak Wilhamdani Sitompul, Oxystophyllum deliense, specimen dari Jangkat, Surolangun, Jambi..



Halaman

Link

1. Deskripsi dan photo close up.. LINK






0000000000000 00000000000000000000000000000 00000000000000000000000000000
Posted 081212012


No comments:

Post a Comment